Tugas Akhir
Evaluasi dosis injeksi AgNP-¹³¹I berdasarkan hasil uji biodistribusi dan clearance untuk diagnosis kanker dengan metode medical internal radiation dosimetry
Kanker menjadi penyebab kematian ketiga terbanyak di Indonesia setelah penyakit jantung dan stroke, sehingga deteksi dini kanker serta perawatan tepat waktu dapat meningkatkan rasio kesembuhan penderita kanker. Iodium-131 merupakan radioisotop yang dapat digunakan untuk keperluan diagnosa maupun terapi. Radiasi yang dipancarkan oleh radioisotop dapat menunjukkan lokasi radioisotop tersebut di dalam tubuh dan dapat dideteksi. Nanopartikel perak (AgNP) merupakan partikel logam perak yang memiliki ukuran kurang dari 100 nm sehingga dapat digunakan sebagai carrier untuk menentukan tempat akumulasi radiofarmaka. Paparan radiasi tidak diperlukan yang diterima pasien harus dikurangi dengan tujuan untuk meminimalkan efek berbahaya dari radiasi pengion sehingga dosis injeksi yang diberikan kepada pasien perlu dipantau. Estimasi dosis internal AgNP-131I berdasarkan data biodistribusi pada mencit dapat dilakukan dengan menggunakan metode Medical Internal Radiation Dosimetry (MIRD). Dosis internal AgNP-131I pada ras mongoloid pria dan wanita masing-masing adalah 49,54 dan 53,60 mGy/MBq pada dosis rendah serta 20,78 dan 21,65 mGy/MBq pada dosis tinggi. Sedangkan pada ras kaukasoid pria dan wanita masing-masing sebesar 46,57 dan 45,79 mGy/MBq pada dosis rendah serta 19,53 dan 19,11 mGy/MBq pada dosis tinggi. Dosis internal pada manusia tidak melebihi batas dosis yang menimbulkan efek radiasi akut, sehingga dosis injeksi AgNP-131I pada rentang 219-678 μCi aman untuk digunakan. Waktu yang diperlukan oleh AgNP-131I untuk diekskresikan selama 24,67 jam. Waktu ekskresi yang cukup cepat memungkinkan efek toksik dari nanopartikel perak dalam tubuh dapat dihindari. Jumlah radiasi pengion pada tubuh pasien dapat dikurangi dengan melakukan rekonstruksi perangkat lunak pengolah data yang digunakan, penggunaan perangkat imaging dengan sensitivitas yang lebih tinggi, dan mengurangi jumlah dosis injeksi pada pasien obesitas.
S21-0047 | 17/TA/H/21 615.777-006.6(043) AFR e | Perpustakaan Poltek Nuklir | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain