Buku Non-ketenaganukliran
Evolusi kebudayaan : perspektif darwinian tentang kondisi sosial budaya manusia
Pada tahun 1749, Jean Jacques Rousseau memenangkan kontes penulisan esai yang diselenggarakan oleh Academy of Dijon mengenai masalah “Apakah kemajuan ilmu dan seni telah menyumbang pada perbaikan (improvement) atau justru perusakan (corruption) perilaku manusia?” Jawaban Rousseau telak: “perusakan!”. Akan tetapi, Rousseau tidak mendasarkan pendapatnya tersebut pada pikiran teologi, melainkan memahaminya dari sudut pandang antropologi, yaitu mengenai kenaturalan hidup manusia (Robert B. Pippin, Daedalus, musim panas, 2009, terutama soal konsep normativitas). Artinya, bagi Rousseau, ilmu telah menghalangi relasi natural manusia dengan alam dan karena halangan itu pengetahuan manusia memburuk.
S12-0373 | 008(075.8) EKO e | Perpustakaan Poltek Nuklir | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain